Dialog aku (3) : Ibu yang introvert

Menjadi ibu yang introvert itu ternyata susah juga ya..  Bagaimana tidak..  Ketika diam ternyata jauh lebih menyenangkan daripada berbincang dengan suami atau anak. .
Jadi gini ya..  Dulu pas SMA, aku termasuk orang yang introvert..  Mungkin itu disebabkan karena aku tidak suka bergaul dengan teman-teman SMA ku itu (penjelasanny ada di tulisan ku sebelumnya).. Aku lebih suka sendiri atau berteman dengan beberapa teman yang "klik" denganku saja.. 
Ketika masa kuliah beda lagi..  Karena harus dituntut untuk bekerja sama dengan orang lain..  Aku jadi cenderung lebih mudah bergaul..  Dan ketika dites kembali, ternyata skor ku seimbang antara introvert dan ekstrovert ... 
Dan makin kesini  kok sifat introvertku mendominasi lagi... Misalnya pas lagi bepergian atau lagi di rumah..  Aku cenderung suka diam dan sibuk "berdialog" dengan pikiran sendiri..  Dan jujur aja itu sungguh menyenangkan buatku. Tapi sayangnya ga bagus juga buat perkembangan anakku, karena ibunya lebih suka diam dan asyik dengan pikirannya sendiri. Makanya kalau lagi sadar sih biasanya langsung ngajakin anak ngobrol..  Tapi kalau keasyikan dengan diri sendiri sendiri, malah suka kelupaan..   

Namun, keuntungan jadi introvert adalah kita bisa memotivasi diri kita sendiri ketika orang lain tidak mensupport.. Kita bisa bangkit atas kesadaran kita sendiri..  Kita tidak terpengaruh dengan orang lain..  Dan itu sebenarnya bisa jadi kekuatan yang akan membuat kita bisa mandiri (i hope)..

Btw, entah apa insight yang ingin aku sampaikan pada tulisan ini..  Tapi yang jelas, kita harus sadar kekurangan dan kelebihan diri kita sehingga kita tahu mana yang mesti kita rubah dan mana yang perlu kita optimalkan.   Dan karena sudah punya anak, maka mau tidak mau, sikap diam harus dikurangin..  Kasian kan kalo anak kita ga ada yg ngajak ngomong... 



OK sekian dulu deh..


Posting Komentar untuk "Dialog aku (3) : Ibu yang introvert "