Review Buku : Langkah SMART Kiat Menjadi Pribadi yang Bermanfaat

Judul Buku : Langkah SMART Kiat Menjadi Pribadi yang Bermanfaat 
Penulis : Pariman, M. Psi., Psikolog




Ini buku hadiah teman. Awal-awal sempat berpikir jangan-jangan ini isinya tentang motivasi-motivasi pada umumnya yang gaya bahasanya tidak terlalu aku suka. Tapi setelah melihat isinya ternyata lebih banyak mengulas tentang inspirasi kehidupan Nabi dan para sahabat.

Kalau boleh jujur, sebenarnya tidak terlalu banyak hal baru yg aku temukan di buku ini. Mungkin karena memang berkisah tentang kisah sahabat yg sudah pernah aku baca sebelumnya. Dan satu hal yang menjadi kekurangan buku ini adalah beberapa kisahnya ada yang tidak shahih. Meskipun mungkin ceritanya inspiratif, tapi jika sumbernya tidak jelas menurutku itu juga tidak bagus. Apalagi jika sampai mengatasnamakan nama para sahabat. 
But overall sih tetap ada hal-hal yang baik bisa kita ambil. 

Ada beberapa poin yg akan aku share ya. Tapi kalau mau tahu lebih lengkap silakan langsung baca sendiri bukunya. 

Pertama, menjadi orang sukses itu butuh proses. Mendapatkan generasi cemerlang itu tidak instant. Sebut saja Muhammad Alfatih yg sejak baligh tidak pernah meninggalkan sholat tahajud dan sholat rawatib. Pemahaman akan ilmu agamanya pun sudah tak diragukan lagi. Ia juga pandai dalam strategi perang bahkan dalam usia 21 th sudah menguasai 6 bahasa. Luar biasa nggak tuh? Pasti sepanjang hidupnya ia isi dengan belajar dan berlatih. Tak heran jika ia dan pasukannya menjadi pasukan elit yg berhasil merebut konstantipel karena Muhammad Alfatih sudah mempersiapkan itu sejak bertahun-tahun lamanya. Lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah mempersiapkan diri dan anak-anak kita untuk menjadi generasi kebanggaan Allah? (self reminder... This is self reminder) 

Kedua, jika kita punya keinginan dan cita-cita maka berdoalah kepada Allah dengan diiringi ikhtiar. Seorang sahabat Rasulullah pernah meminta rasul mendoakannya agar bisa menjadi teman Rasulullah di surga. Lalu apa jawaban Rasulullah? 
"Kalau begitu, bantulah aku dengan dirimu sendiri, perbanyaklah sujud!" 

Maka dari itu, apapun keperluan kita, giatkan doa dan perkuat ikhtiar kita. Segala sesuatu itu harus kita sendiri yang mengusahakan. Doa juga penting, tapi tak cukup hanya dengan doa untuk mewujudkannya. Ikhtiar maksimal perlu diupayakan juga. 

Ketiga, dalam kehidupan duniawi mungkin kita punya pengharapan untuk selalu bisa merasakan kesenangan. Memang benar, senang-senang adalah hal yang diinginkan semua orang. Tapi terkadang, senang-senang  bukanlah jawaban yang kita butuhkan. Kebanyakan dari kita pasti menolak pada "bungkus" yang terlihat buruk, padahal bisa jadi isinya malah lebih bermanfaat.

Kehidupan berfoya-foya tentu menyenangkan. Padahal berfoya-foya adalah bungkus dari kegagalan. Orang yang menjadikan hura-hura sebagai rutinitas hidupnya, maka suatu saat kelak ia pasti akan menyesalinya. Sementara kehidupan yang terkadang terasa berat bisa jadi merupakan proses pendewasaan yang akan mendatangkan kesuksesan dimasa yang akan datang, insya Allah. 

Keempat, pernahkah kau mendengar kisah seorang sahabat Nabi bernama Tsa'labah? Ia sengaja mendatangi Rasulullah Sallallahu'alaihi wassalam dan meminta Rasulullah mendoakannya agar Allah berikan rezeki yang banyak padanya. Lalu apa kata Nabi?

"Wahai Tsa'labah, engkau bisa mensyukuri hartamu yang sedikit, itu lebih baik dibandingkan engkau bergelimang harta, tetapi engkau menjadi kufur." 

Tsa'labah memahami doa Rasulullah tersebut, namun ia hanya menjawab bahwa ia tidak akan sampai seburuk itu. Ia justru akan membela agama dengan harta yang ia miliki. 

Maka keesokan harinya, Tsa'labah mendatangi Rasulullah dan tetap memohon didoakan hal yang sama. Akhirnya Rasulullah pun mendoakan Tsa'labah. Lalu Rasulullah Sallallahu'alaihi wassalam pun memberikannya seekor kambing bunting. Kambing tersebut akhirnya beranakpinak dan Tsa'labah pun menjadi orang kaya.

Sayangnya, apa yang dikhawatirkan Rasulullah terjadi. Tsa'labah mulai jarang datang ke mesjid. Ia pun hampir tidak pernah menunaikan zakat pada hartanya. Sebuah peristiwa yang persis terjadi kepada sepupu Nabi Musa, yaitu Qarun. 

Harta ditangan orang yang hatinya lemah, justru hanya akan mengakibatkan kebinasaan. Namun harta bagi orang beriman, justru akan menambah keberkahan. Seperti harta ditangan Nabi Sulaiman justru membuat Nabi menjadi pribadi yang makin bersyukur dan makin banyak beribadah.

Dari situlah kita bisa mencoba mengambil pelajaran. Bukan soal berapa banyak harta yang kita punya, tapi bagaimana kita mampu bersyukur dengan apa yang kita miliki. 

1 komentar untuk "Review Buku : Langkah SMART Kiat Menjadi Pribadi yang Bermanfaat "

  1. Comment Author Avatar
    intinya bersyukur dalam kondisi apapun, keren bukunyaa

Silahkan sampaikan pendapatmu. Mari kita berdiskusi :)