Menulis sebagai Hobi, Menulis sebagai Bisnis (Kiat Menulis dari CEO Indscript Corp)

Dulu aku pernah mengikuti sebuah kulwap dari Ibu Profesional Tangsel, yang diisi oleh seorang pelopor komunitas menulis Ibu Ibu Doyan Nulis atau yang sering disingkat IIDN. Beliau bernama Indari Mastuti atau kerap dipanggil Teh Indari. Beliau merupakan Chief Executive Officer di Indscript Corp.

Beliau adalah seorang penulis yang berhasil menjalani passion sekaligus hobinya. Sudah banyak media yang meliput sosok ini, silakan cek saja di google yaa.. hehe. Banyak sekali penghargaan dan prestasi yang sudah beliau capai dalam bidang kepenulisan. 

Hobinya memang sama denganku yaitu menulis. Hanya yang membedakan adalah (hanya??) beliau sudah mencapai level advance sebagai seorang penulis sementara aku hanyalah seorang penulis pemula. Beliau bisa menjadikan kegiatan menulis sebagai bisnis, sementara aku menulis di blog saja kadang masih pesimis, hehe.

Indari Mastuti (sumber gambar: indari.blogspot.com)


Saat aku mengikuti kulwap bersama beliau, sejujurnya aku sungguh tersadar, tertampar, termakjleb atau apapunlah namanya. Beliau mengatakan bahwa untuk menjadi seorang penulis yang sukses itu butuh strategi, butuh target, butuh komitmen, disiplin, pengorbanan. Tidak bisa hanya sekedar sampingan atau mood-moodan. Kalau usaha dalam menulis hanya ala kadarnya, maka hasilnya pun akan seadanya. Oleh karena itu, dalam kulwap tersebut, Teh Indari berbagi tentang kiat dan tips agar kegiatan menulis kita bisa lebih efektif.

Membuat Metrik Penulisan

Dalam menulis, beliau selalu membuat target harian yang dimasukkan ke dalam metrik penulisan. Didalam metrik penulisan ada hal-hal yang perlu diisi, misalnya target apa yang ingin dicapai, hasil nyata/aktual yang kita kerjakan dan utang. Utang ini maksudnya adalah utang target yang tidak terselesaikan di hari sebelumnya. Jadi, jika dalam sehari  kita tidak menyelesaikan target maka kita harus membayarnya di keesokan harinya. Begitu seterusnya. Intinya, target yang sudah kita tulis harus tetap dikerjakan, bagaimanapun caranya. Jadi kebayangkan? Kalau kita menunda-nunda target, maka utang kita pun makin menumpuk. Pusing banget kan itu pastinya.

Contoh metrik penulisan (Sumber gambar: ainahana.com)



Itu adalah contoh tabel metrik penulisan ya. Sebenarnya pada saat kulwap, beliau memberikan contoh tabel, tapi aku lupa simpan. Jadi aku ambil dari blog lain. Menurutku sih ini keren banget karena kegiatan menulis kita bisa lebih terarah dan efektif. Selama ini aku menulis ya sekedar menulis saja. Menulis pun juga tergantung mood. Makanya sampai sekarang hobiku ini belum sampai berkembang...hiks.

Manajemen Waktu

Teh Indari juga punya manajemen waktu yang super keren, masya Allah. Beliau ini sangat strict dengan rutinitas dan jadwal harian. Pokoknya jam 19.30 adalah waktu tidur untuk SEMUA anggota keluarga. TITIK. Jadi tidak ada kompromi. Dan ini sudah dibiasakan semenjak anaknya masih bayi. Tidur jam segitu adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan. Akibatnya apa? Karena sudah dibiasakan sejak bayi, ketika besar, anaknya sudah mengikuti jadwal tersebut. 

Aku lalu mencoba membandingkan ke diri sendiri. Duh, jam 19.30 boro-boro pada mau tidur, anak-anak jam segitu masih pada wara wiri, salto, jumpalitan (sebenarnya ini agak lebay… Tapi biar dramatis saja.. Hehe). Tapi alhamdulillah akhir-akhir ini sudah mulai memperbaiki sih. Setidaknya jam 9 malam anak-anak dan kami semua sudah harus tidur supaya bisa bangun lebih pagi keesokan harinya.

Tidak hanya itu, beliau juga cerita kalau selalu bangun jam 3 pagi. Setelah bangun, beliau melaksanakan tahajud terlebih dahulu, lalu mulai melakukan aktivitas menulis. Saat pagi setelah subuh, beliau masih sempat menemani anak murajah hafalan. Keren banget nggak sih manajemen waktunya.. Masya Allah (nangis hatikuuu). 

Saat siangnya, beliau dan anak-anaknya juga masih sempat untuk tidur siang lho setelah melakukan banyak kegiatan seharian. Canggih ga sih keluarganya teh Indari ini. Tentu saja hal tersebut bisa terjadi karena beliau dan suami memiliki visi dan misi yang sama sehingga keduanya bisa saling support dan semuanya pun berjalan lebih mudah.

Setelah mendengar sharing dari beliau yang duhai masya Allah itu, aku sadar bahwa kesuksesan yang beliau lakukan memang tak lepas dari kedisiplinan, komitmen dan ibadah yang beliau lakukan. Kesuksesan itu tak bisa dicapai oleh orang yang malas-malasan, yang gak ada komitmen, yang gak disiplin, ditambah lagi mood-moodan.. (Ah, nampar banget ini).

Kesuksesan itu gak cukup kalau hanya sebatas niat terooss. Semua harus dilakukan. Harus ada usaha. Harus ada doa. Dan sampai disini sadarlah aku bahwa selama ini,  ternyata aku sampai detik ini masih baru sebatas niat, baru sampai sebatas mimpi dan angan-angan. Belum bersungguh-sungguh menjadikan kegiatan menulis sebagai passion.

Aku sih masih berharap untuk bisa memperbaiki ini semua. Kayaknya nggak mudah ya tapi bismillah. Semoga kedepannya bisa lebih disiplin dan lebih efektif dalam menekuni hobi menulisku ini. Wish me luck!

1 komentar untuk "Menulis sebagai Hobi, Menulis sebagai Bisnis (Kiat Menulis dari CEO Indscript Corp)"

  1. Comment Author Avatar
    Waaaah kiat menulis nya bagus dan jelas banget kak, jadi semangat menulis juga nih

Silahkan sampaikan pendapatmu. Mari kita berdiskusi :)