Ketika Emak-emak Bermimpi




pexels.com


Suatu malam aku pernah bermimpi. Aku jalan-jalan ke luar negeri berdua saja dengan suami. Di dalam mimpi tersebut anak-anak tidak ikut. Jadi benar-benar hanya kami berdua saja (sungguh sebuah kondisi yang tidak pernah terjadi di reality hihi) 

Lalu adegan di mimpi itu pun sampai ke sebuah scene.. Ketika aku sedang menikmati buah anggur bersama suamiku. Di dalam mimpi itu kondisinya sudah malam. Saat itu aku merasa takjub melihat buah anggur yang begitu banyak karena buah anggur adalah salah satu buah kesukaanku. 

Kumakan anggur itu satu demi satu. Suamiku saat itu duduk sambil memeluk pinggangku. Semua terasa romantis. Semua seakan berjalan sesuai harapan, hingga tiba-tiba aku terhenyak, karena aku teringat sesuatu.

Anak-anak!!

Pikiran tentang anak-anak tiba-tiba berkecamuk. Apa kabar dengan anak-anakku?? Apakah mereka sudah tidur?? Si adek gimana tidurnya? Dia kan gak bisa tidur tanpa aku! Jangan-jangan sekarang dia sedang menangis kencang (sambil membayangkan anakku yang paling kecil sedang menangis sedih). 

Seketika aku jadi gelisah. Di dalam mimpi itu aku langsung menghubungi keluargaku, tapi ternyata tak ada kejelasan. Akhirnya aku tidak jadi liburan. Aku mau pulang!! Aku harus segera pulang! Itu saja yang ada dalam pikiranku di mimpi itu. 


Dan aku pun terbangun...


Aku terbangun bertepatan dengan bunyi alarm yang menandakan sebentar lagi akan ada adzan subuh. Lalu, dalam kondisi mata yang belum bisa melihat sempurna karena rasa kantuk yang masih tersisa, kulihat ternyata anakku masih tertidur pulas. Entah kenapa saat itu aku merasa lega. Aku pun langsung memeluk putriku yang masih tertidur. Rasanya kangen sekali. 

Saat aku sudah terbangun, masih saja terbayang perasaanku dalam mimpi itu. Kenapa mimpiku harus berakhir seperti itu ya? Bisakah aku bermimpi lebih lama lagi tanpa ada adegan terakhir itu? Setidaknya beri aku kesempatan merasakan mimpi sedang berlari-larian berdua dengan suami di pantai biru berpasir putih. Bisa gak sih aku bermimpi sedang makan malam berdua di bawah temaram lampu dengan diiringi alunan musik romantis seperti di film-film. Bisa gak sih? Masa di mimpi pun gak bisa? Aku protes dalam hati. 

Namun, lambat laun aku pun tersadar. Ternyata bukan itu yang aku mau. Bahwa aku sebenarnya memang tak sanggup meninggalkan anak-anakku! Itu adalah sebuah kenyataan yang tak bisa kupungkiri. 

Aku tak bisa pergi tanpa anak-anak, sekalipun itu untuk bersenang-senang. Ternyata di mimpi itu tidak ada rasa senang sedikitpun ketika aku sadar anak-anak tidak berada disisiku. 

Padahal kalau lagi dirumah rasanya ada momentum ketika aku ingin sendirian tanpa anak-anak. Tapi ketika aku bermimpi tadi malam, ternyata aku sendiri menyadari bahwa aku tak sanggup berpisah dengan mereka. Aku tidak bahagia!

Ah ibu.. Memang terkadang jadi dilema. Di satu sisi kau ingin bersenang-senang sendirian tanpa anak-anak, tapi disisi lain kau juga tak rela jika anak-anak lepas dari pandangan.

Mimpi malam itu justru menyadarkanku, bahwa anak-anak sebenarnya menjadi salah satu sumber rasa bahagia seorang ibu. Sumber kebahagiaan itu ternyata selama ini sangat dekat dan perasaan ini dianugerahkan Allah kepada hati banyak Ibu kepada anak-anaknya, masya Allah. 

Mungkin suatu saat aku bisa request lagi untuk bisa bermimpi ke luar negeri. Dan dimimpi itu, tak hanya aku berdua yang pergi, karena aku akan mengajak anak-anakku untuk ikut serta. Yah syukur-syukur kalau nanti itu bukan hanya mimpi ya.. Mudah-mudahan suatu saat itu bisa jadi nyata. :')

Posting Komentar untuk "Ketika Emak-emak Bermimpi"