Pelajaran dari Lapis-lapis Keberkahan



Saya rasa sudah banyak yg membaca buku karangan ustadz Salim A Fillah yang berjudul lapis-lapis keberkahan. Buku ini memang terbit sudah lama. 

Ada banyak poin menarik yang disampaikan dalam buku tersebut. Saya hanya ingin membagi beberapa poin saja.  Poin-poin ini sebenarnya masih jadi PR besar untuk saya. Jadi ketika menuliskan ini pun sejatinya adalah pengingat juga untuk diri sendiri. Selamat membaca. 



1. Ketika Kita diuji dengan apa yang menjadi Kelemahan Kita



"Ujian terberat selalu datang melalui apa yg paling kita hargai"

Kalimat di atas akan menjadi poin pertama yang akan saya bahas. Bahwa kita akan diuji dengan apa yang jadi kelemahan kita. Kita akan diuji dengan apa yang kita cintai. 
ㅤㅤ
Maka dari itu, masing-masing dari kita pasti punya ujian berbeda. Ada yang diuji dengan karir, kekayaan, wanita, anak-anak, jabatan dsb. Masing-masing akan ada waktunya. 
ㅤㅤ
Yang jelas, semua pasti akan diuji. Mulai dari para nabi, orang-orang sholih, hingga manusia biasa macam kita. 

Masih ingatkah kisah Maryam, yang senantiasa menjaga kesuciannya? Allah justru menjadikan itu sebagai ujian baginya. Bayangkan bagaimana perasaannya ketika menghadapi celaan kaumnya yang menganggap ia sebagai pezina? Padahal ia adalah seorang perempuan mulia yg senantiasa menjaga kehormatannya. 

Ingatlah pula kisah nabi Ibrahim yang diuji tak memiliki anak hingga ia menua. Lalu Allah anugerahkan keturunan sholeh bernama ismail padanya. Betapa bahagianya ia ketika anak yang ia damba bertahun-tahun lamanya akhirnya hadir dalam kehidupannya? Namun disaat sang anak sedang lucu-lucunya, ia justru diperintahkan meninggalkan isteri dan anaknya yang masih bayi di tengah gurun tak berpenghuni? 

Tak hanya itu, ketika sang anak dewasa, Ibrahim juga diperintahkan Allah untuk menyembelihnya? Siapa yg sanggup berada pada posisinya? Bahkan sekedar membayangkannya pun rasanya tak sanggup. Sebuah renungan untuk diri kita untuk senantiasa meminta pertolongan Allah dalam menghadapi ujian dunia. 

2. Tentang Rezeki dan Nikmat



Kasur empuk mungkin dapat dibeli, tapi tidur yang nyenyak adalah rezeki.  Dan rezeki ini bisa saja terkarunia  pada selembar tikar lusuh dirumah orang tak berpunya dibanding rumah megah nan kaya. 
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Mungkin bisa saja kita memiliki gaji melimpah hingga  ratusan juta. Tapi ketika dihidangkan minuman manis nan segar atau makanan lezat yg menggugah selera ternyata tetap tak mampu merasakan nikmatnya. Si empunya hanya bisa tersenyum kecut sambil membayangkan tumpukan obat dan nasihat dokter tentang kolesterol tinggi dan berbagai penyakit lainnya. Padahal di sudut lain, ada satu keluarga yang sedang menyantap dengan nikmat santapan sederhana dengan perasaan bahagia.
ㅤㅤㅤㅤㅤㅤ
Rasa nikmat itu mungkin telah dikurangi bagi sebagian orang karena rezeki sama sekali bukan yang tertulis sebagai angka gaji. Bukan soal apa yang sanggup dibeli. Bukan soal apa yang apa yang dikuasai. Dan bukan soal apa yang kita miliki, tapi rezeki itu juga tentang rasa dan rasa itu sendiri artinya terjaganya kita dari dosa-dosa. 
ㅤㅤ
Tersebutlah sebuah kisah tentang imam hasan Al-Bashri. Suatu hari datanglah seorang lelaki kepada beliau, 

"Sesungguhnya aku melakukan banyak dosa. Tapi ternyata rizkiku tetap lancar saja. Bahkan lebih banyak dari sebelumnya." ujarnya bangga. 

Sang imam tersenyum prihatin, lalu bertanya "Apakah semalam engkau qiyamullail?" ㅤㅤㅤ

"Tidak" jawab lelaki itu heran.
ㅤㅤ
"Sesungguhnya jika Allah langsung menghukum semua makhluk berdosa dengan memutus rezekiNya, niscaya semua manusia habis binasa. Sungguh dunia ini tak berharga disisi Allah walau sehelai sayap nyamuk pun, maka Allah tetap memberikan rezeki, bahkan kepada orang-orang yg kufur kepadaNya, " ujarnya. 
ㅤㅤ
"Adapun kita orang mukmin," sambung beliau, "Hukuman atas dosa adalah terputusnya kemesraaan dengan Allah Subhanahu wa ta'ala."

Jleb. Semoga Allah limpahkan rizkiNya dan menjaga kita dari dosa2 sehingga sempurnalah segala nikmat yang ia limpahkan pada kita... Aamiin. 

3. Hati-hati pada Hisab

ㅤㅤㅤ
Seperti yang kita tahu, Rasulullah  shallallahu alaihi wa sallam adalah sosok manusia yang sungguh bersahaja. Ia memberikan teladan hidup kepada kita bahwa setiap nikmat kelak akan ada tanya. 
ㅤㅤ
Sadarkah kita bahwa perasaan merasa memiliki sering membawa kita pada kelalaian? Kita merasa memiliki harta, kuasa, pasangan hidup dan anak-anak. Padahal seperti yang ditulis oleh ibnu katsir "Kalian akan benar2 ditanya tentang syukur kalian terhadap nikmat yang telah Dia anugerahkan". 

Setiap nikmat sekecil apapun, sehirup nafas, sedetak jantung, seberkas cahaya, sesuap makan, seteguk minum, sehelai kain. Setiap unsur itu akan dipersoalkan.
ㅤㅤ
Dan seperti kata Imam Asy syafi'i, "Takkan sempurna kekayaan sampai kita memahami bahwa sedikitnya harta justru adalah ringannya perhitungan di akhirat sana".
ㅤㅤ
Betapa berat kengerian hisab. Terlebih hisab harta, karena kelak ia akan ditanya dengan dua cara :  Bagaimana kau memperolehnya dan dalam hal apa kau membelanjakannya. 
ㅤㅤ
Betapa celakanya. Ketika yang halalnya saja akan tetap dihisab. Ditambah pula yang haramnya pun akan diadzab. Betapa ngerinya. Jangan sampai nikmat yang didapatkan malah menjauhkan kita dari Allah. Jangan sampai apa yang kita miliki malah membuat ibadah kita makin minimalis dan makin seadanya.
ㅤㅤ
Semoga kita semua sudah mempersiapkan jawaban pada setiap nikmat yang kita miliki di dunia ini. Dan semoga Allah mudahkan hisab kita di akhirat nanti. Sebuah pengingat untuk diri sendiri. 

8 komentar untuk "Pelajaran dari Lapis-lapis Keberkahan "

  1. Comment Author Avatar
    Masya Allah makasih ya kak untuk reminder nya. Banyak bersyukur insyaallah
  2. Comment Author Avatar
    Masyaallah, benar-benar reminder yang menampar buat aku, Kak. Thank you for sharing
  3. Comment Author Avatar
    Sungguh nikmat Tuhanmu mana lagi yang kamu dustakan. Serasa tertampar membaca tulisan kakak. Terima kasih, akak.
  4. Comment Author Avatar
    Ust. Salim kalau nulis di sosmed dan bertausiah kata2nya masuk banget masyAllah. terima kasih tulisannya kak
  5. Comment Author Avatar
    wah, masyaallah ini bisa jadi pengingat untuk diri sendiri
  6. Comment Author Avatar
    Tidur nyenyak adalah rezeki. Bener bgt ini kak. Kadang suka ga bisa tidur kalau gelisah. Jadinya kan gak nikmat tidurnya, hiks.
  7. Comment Author Avatar
    Aamiin paling serius.. Bener kak, semoga kita semua sudah mempersiapkan jawaban pada setiap nikmat yang kita miliki di dunia ini. Dan semoga Allah mudahkan hisab kita di akhirat nanti.
  8. Comment Author Avatar
    Ini reminder banget sih ini kak, pernah baca bukunya, tapi belum selesai

Silahkan sampaikan pendapatmu. Mari kita berdiskusi :)