Mencegah Tindak Kekerasan Bullying di Sekolah

Sungguh shock ketika beberapa waktu lalu aku membaca sebuah berita tentang kekerasan yang dilakukan anak-anak sekolah dasar kepada temannya. Sampai-sampai korban mengalami kebutaan di mata kanannya. 

Ada juga kasus sebelumnya yang menyebabkan seorang anak bunuh diri gara-gara tak tahan dengan ejekan teman-temannya. Tentu ini menimbulkan tanda tanya. Ada apa dengan anak-anak Indonesia? Kenapa kita sering mendengar kekerasan terjadi di sekolah? Apakah selama ini sekolah tidak mampu menjadi ruang nyaman bagi anak-anak kita?


Bullying : Tindak Kekerasan yang Sering terjadi di Sekolah



Ketika bicara tentang kekerasan di sekolah maka menurutku itu tidak jauh-jauh dari perilaku bullying. Tentu banyak kasus bullying yang pernah kita dengar atau bahkan mungkin kita alami sendiri (?). Yang jelas pasti kita familiar dengan istilah satu ini. 

Apa itu Bullying

Bullying adalah sebuah situasi dimana terjadinya penyalahgunaan kekuataan/kekuasaan yang dilakukan oleh seseorang/sekelompok. Biasanya sang korban bullying tidak mampu membela atau mempertahankan dirinya karena lemah mental dan fisiknya. Istilah bullying diilhami dari kata bull yang berarti banteng yang suka menanduk.

Apa saja bentuk bullying di sekolah? Bentuk-bentuk bullying bisa dikelompokkan ke dalam tiga kategori :

1. Bullying Fisik 
Merupakan jenis bullying yang kasat mata. Siapa pun bisa melihatnya karena terjadi sentuhan fisik antara pelaku bullying dan korbannya. contoh : menampar, menimpuk, meludahi, memalak, melempar, menginjak dll.

2. Bulllying Verbal
Jenis tindak kekerasan yang terdeteksi karena bisa tertangkap oleh indra pendengaran kita. Contoh : memaki, menghina,meneriaki, memfitnah, menuduh, dll.

3. Bullying Mental/ Psikologis
Termasuk tidak kekerasan yang berbahaya karena kadang tidak tertangkap oleh mata atau telinga kita. Apalagi jika kita tidak cukup jeli dalam mendeteksinya. Praktik ini terjadi diam-diam dan kadang  di luar radar pemantauan kita. Misalnya, sikap memandang sinis, mempermalukan di depan umum, memandang dengan merendahkan, mengucilkan dll.

Apa Saja Strategi yang dapat Dilakukan Sekolah untuk Mencegah Kekerasan di Kalangan Siswa? 


Berhubung kasus bullying ini  memang banyak terjadi di lingkungan sekolah, maka penting bagi sekolah untuk memiliki sistem yang dapat mencegah terjadinya perilaku bullying. Lalu, siapa saja pihak yang perlu bekerja sama dalam memerangi perilaku bullying di lingkungan sekolah?

1. Kepala Sekolah

Penting bagi kepala sekolah untuk mendorong seluruh guru agar bisa memahami peran mereka dalam mengurangi bullying. Hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi bullying adalah sbb :

a. Pertemuan Rutin

Pertama-tama adalah memyampaikan pemahaman tentang dampak-dampak apabila seorang murid mendapat perlakuan bullying. Pimpinan sekolah bisa melakukan upaya sosialisasi dengan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan guru dan murid. Pertemuan tersebut hendaknya menekankan pada ajakan untuk mengatasi bullying tanpa bullying, memberikan pesan untuk saling menghargai dan menghormati, empati dsb.

b. Membuat Aturan dan Sanksi Bullying 

Pentingnya kepala sekolah mengerahkan unsur pendidik dalam mendata kasus bullying yang terjadi di sekolah. Setelah itu dikaji dan sama-sama mencari solusi agar eada aturan dan sanksi yang tepat dalam menangani kasus bullying.


c. Dibentuk Badan Pengawas Harian

Badan pengawas harian melibatkan guru-guru yang ada di sekolah. Guru-guru melakukan pengawasan harian di sekitar sekolah terutama di tempat-tempat yang rawan terjadi bullying seperti toilet, kantin, gerbang sekolah dan lapangan olahraga.

d. Membuat Aktivitas-aktivitas Rutin yang Meningkatkan Kesadaran akan Antikekerasan di Sekolah 


Misalnya dengan membuat hari atau pekan anti-bullying, membuat lomba atau program poster anti-bullying, circle time atau semacam forum siswa berdiskusi dalam mengatasi bullying di sekolah dan sebagainya. 

e. Membuat Pertemuan dan Pelatihan untuk Keluarga. 

Sekolah ikut melibatkan peran keluarga dalam mengatasi bullying. Keluarga juga diberikan informasi soal tanda atau gejala anak-anak yang menjadi korban bullying atau anak-anak yang mungkin berpotensi menjadi pelaku. 

Penting bagi keluarga untuk mensosialisasikan dan memberi contoh kepada anak-anaknya bahwa perilaku bullying adalah perilaku yang buruk. Orang tua bisa mencegah perilaku bullying dengan mengajarkan nilai-nilai saling menghargai, menghormati dan empati kepada anak-anak di rumah. 


2. Guru

Guru yang merupakan pihak yang bersinggungan langsung dengan siswa bisa menjadi pihak pelaksana yang dapat membantu mengurangi terjadinya perilaku bullying atau kekerasan di sekolah. Beberapa hal yang bisa dilakukan guru adalah sebagai berikut :

a. Membentuk peer group support : Yaitu dengan menunjuk beberapa siswa yang berpotensi menjadi sahabat untuk melindungi anak-anak yang tampak lebih lemah dan perlu pendampingan. Sistem semacam ini diharapkan mampu membuat siswa lebih nyaman karena anak-anak cenderung lebih terbuka dengan teman-teman sebayanya.

 b. Sering membuat diskusi kelompok : Dengan adanya diskusi kelompok akan melatih siswa untuk memahami sudut pandang orang lain dan menerima pendapat yang berbeda.

Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mencegah tindak kekerasan atau bullying di sekolah. Penting sekali bagi lingkungan sekolah dan rumah untuk menumbuhkan budaya anti-bullying. 

Misalnya saja, bagaimana agar anak-anak ditumbuhkan menjadi anak-anak yang memiliki kesehatan mental yang baik, sportif, kuat dan memiliki harga diri yang baik. Anak-anak yang menjadi pelaku bullying biasanya merupakan anak-anak yang rendah nilai respeknya, tumpul empatinya dan kacau etikanya. Sementara anak-anak yang menjadi korban bullying adalah anak-anak yang rendah harga dirinya dan lemah kepercayaan dirinya. Anak-anak semacam ini rentan menjadi korban. 

Oleh karena, tentu penting sekali kerja sama antara orang tua dan pihak sekolah agar anak-anak bisa tumbuh dalam lingkungan yang nyaman. Hal ini penting dilakukan agar mereka bisa menjadi anak-anak yang sehat mental dan baik etikanya. Semoga sekolah-sekolah di Indonesia semakin sadar tentang bahaya kekerasan di lingkungan sekolah karena walaubagaimanapun kekerasan di sekolah bisa memberikan dampak buruk bagi perkembangan kesehatan mental anak didik.




Sumber Referensi :
Yayasan Semai Jiwa Amini. Bullying : Mengatasi Kekerasan di Sekolah dan Lingkungan Sekitar Anak. Jakarta : PT. Grasindo. 2018

Posting Komentar untuk "Mencegah Tindak Kekerasan Bullying di Sekolah"