Belajar Merefleksi Diri dari Kisah Masa Lalu

Ada seorang gadis kecil berambut ikal. Badannya kurus mungil. Ia duduk di sofa ruang tamu, menatap ke arah jendela. 

Ia mengamati setiap lalu lalang kendaraan di gang depan rumahnya. Gadis kecil itu memang berbadan mungil, tapi ia tumbuh menjadi sosok keras kepala. 

Gadis itu tertutup dan tak mudah akrab dengan orang yang baru dikenalnya. Gadis itu manja namun ia juga punya kemauan kuat jika sudah menetapkan tujuannya. Gadis itu mungkin terlihat tak  ramah, namun ia adalah sosok yang setia pada orang-orang yang menyayanginya. 

Gadis itu penuh kebimbangan, entah apa yang membuatnya demikian. Ia juga takut disalahkan dan takut menyampaikan pendapat yang ada di pikiran. Ia kadang merasa tak mampu, namun ia juga tak selalu setuju dengan perasaan itu. 

Gadis itu kelak akan tahu bahwa ia mudah terombang-ambing, sehingga mau tak mau ia harus tahu kemana tempat yang tepat ia harus berlabuh. Meski sayangnya, tempat yang ia pilih ternyata juga masih abu-abu.

Gadis itu adalah aku, di masa lalu. Banyak proses kehidupan yang terjadi pada dirinya. Membentuk karakter dan sifat yang kadang sulit diubah ketika ia dewasa. 

Sungguh gadis itu harus terus belajar. Belajar menerima keadaan dan belajar dari kesalahan. Ia juga kadang harus sering melihat ke belakang untuk belajar dari pengalaman. Gadis itu harus belajar mencari solusi. Gadis itu harus sering merefleksi diri...


Refleksi Diriku di Masa Lalu


Jika aku bisa bertemu dengan diriku di masa lalu, rasanya akan banyaak sekali pesan-pesan hidup yang akan kuberitahukan kepadanya. Namun aku tahu, berandai-andai akan masa lalu tidaklah perlu. Aku sadari bahwa yang bisa kulakukan sekarang adalah merefleksi diri.

Apa itu refleksi diri? Refleksi diri adalah proses introspeksi diri yang dilakukan dengan melihat kembali dan merenungkan berbagai hal yang terjadi dalam hidup, misalnya dari pengalaman, kebiasaan dan keputusan hidup yang kita lakukan di masa lalu. Refleksi diri bukan untuk membuat diri kita terjebak pada situasi di masa lalu, namun justru refleksi membantu kita agar bisa lebih baik di masa depan.

Ketika aku melihat ke belakang, melihat tentang masa kecil yang pernah kulewati. Begitu banyak hal yang sebenarnya ingin kuperbaiki. Misalnya, sifat keras kepala yang membuatku terkadang gengsi untuk menerima pendapat orang lain, bahkan pendapat dari orang-orang terdekat yang kusayangi. 

Ada perasaan tidak ingin didikte dalam melakukan sesuatu padahal nasihat dari keluarga sendiri tentu memiliki maksud yang baik. Kesalahan itu bahkan baru kusadari ketika aku telah dewasa, sehingga kadang muncul penyesalan, kenapa dulu aku tidak mengikuti saran dan nasihat orang tua. 

Beberapa sifatku di masa lalu terkadang masih saja ada dalam diriku di masa sekarang. Kalau kupikir-pikir memang karakter diri kita memang terpahat berdasarkan proses kehidupan yang kita jalani. Namun tentu ada hal yang bisa diubah dan untuk tahu apa yang bisa diubah, kita perlu melakukan refleksi diri. 


Bagaimana Caraku Melakukan Refleksi Diri? 

Menurutku tidak ada aturan baku untuk merefleksi diri, yang penting kita bisa mengambil hikmah dari segala peristiwa yang terjadi di masa lalu agar bisa menjadi pembelajaran bagi diri kita di masa depan. Namun dari beberapa artikel yang kubaca, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan dalam merefleksi diri. Berikut adalah beberapa cara yang bisa kita lakukan :

1. Siapkan Pertanyaan-pertanyaan Penting untuk Dirimu

Sebelum melakukan refleksi, kita perlu menyiapkan beberapa pertanyaan penting untuk kita jawab sendiri. Contohnya : Apa ketakutan terbesar dalam hidupmu? Bagaimana ketakutan itu memengaruhimu? Apa penyesalan terbesarmu dan bagaimana agar bisa terlepas dari penyesalan itu? Apa yang bisa kau lakukan agar penyesalan itu tidak menjadi penyesalan berulang di masa depan? Apa pelajaran penting di masa lalu yang bisa kau terapkan di masa nanti? Lalu dari apa yang sudah kau alami, apa yang akan kau lakukan agar bisa menjadi sosok manusia yang lebih baik bagi pasanganmu, bagi anakmu, temanmu, atau bagi dirimu sendiri?

Selain pertanyaan-pertanyaan itu, kita juga bisa menyiapkan berbagai pertanyaan lain yang sesuai dengan pengalaman masing-masing. Misalnya, seperti aku yang dulu mudah sekali bimbang. Aku mempertanyakan pada diriku kira-kira apa yang menyebabkan aku mudah sekali bimbang? Oh, mungkin karena dulu aku sering dikritisi ketika menyampaikan pendapat, sehingga aku jadi tidak percaya diri pada pendapat dan keputusanku sendiri.

Aku sadar sifat itu ada kalanya membawa kerugian bagiku. Jadi mau tak mau aku harus mencari cara bagaimana agar aku tidak mudah ragu dalam membuat keputusan dan bisa menjadi sosok yang percaya pada diri sendiri tapi juga tak merasa sok tahu. 

Sebagai seorang ibu, tentu aku juga harus mengevaluasi pola pengasuhanku terhadap anak-anakku agar aku tidak menjadikan mereka sosok yang bimbang dan sulit mengambil keputusan. Aku tak mau anak-anakku juga menjadi sosok yang sama seperti diriku di masa lalu.

Kamu pun juga bisa membuat pertanyaan sendiri yang dulu mungkin belum sempat terjawab. Silakan beri waktu untuk dirimu agar mampu menjawab setiap pertanyaan kehidupan yang belum terselesaikan.

2. Pilih Caramu Sendiri

Setelah menentukan pertanyaan untuk proses refleksi diri, pilihlah metode refleksi diri yang paling nyaman untukmu. Kamu bisa mencoba berbagai metode refleksi diri antara lain dengan jalan-jalan mengitari taman, duduk di pinggir pantai, berlari, duduk di atas sajadah setelah selesai ibadah atau menulis. 

Aku sendiri merasa nyaman melakukan refleksi diri dengan cara menulis atau merenung di atas sajadah atau bisa juga sambil berbaring tenang di tempat tidur. Yang jelas, pilihlah cara yang paling nyaman untukmu sendiri.

Lakukan hal tersebut sambil menjawab pertanyaan yang sudah dibuat. Ingat, saat melakukan refleksi diri, kita harus benar-benar jujur pada diri sendiri.

Setelah menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, cobalah pikirkan hal-hal apa saja yang mungkin bisa kita pelajari dari sana. Lalu kira-kira apa yang bisa kita terapkan pada kehidupan yang sekarang.

3. Jadwalkan Waktu Refleksi Diri

Kita perlu memberikan jadwal rutin dalam melakukan refleksi diri. Bisa dimulai dari waktu yang singkat. Tak perlu terlalu lama. Cukup sediakan sekitar 10-15 menit. Kalau aku pribadi lebih suka melakukan refleksi diri ketika dalam kondisi tenang terutama saat sebelum  tidur malam atau mungkin bagi yang muslim bisa melakukan refleksi setelah sholat.


Refleksi Diri dalam Islam

Dalam Islam sebenarnya kita pun dianjurkan untuk merefleksi diri. Anjuran tersebut tertuang dalam surah Al-Hasyr ayat 18. 

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (Akhirat). Dan bertakwalah kepada Allah; sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” 

Dalam islam, sebenarnya ada istilah sendiri yang sering kudengar yaitu muhasabah. Muhasabah adalah semacam mengevaluasi diri atas segala perilaku yang kita buat. Ini sejalan juga dengan refleksi diri karena tujuan akhir yang ingin dicapai adalah sama-sama mengajak diri kita untuk belajar dari kesalahan dan menjadi sosok pribadi yang lebih baik. 

Manfaat Refleksi Diri

Ada beberapa manfaat yang bisa diperoleh dengan rutin melakukan refleksi diri. Beberapa manfaat tersebut adalah sebagai berikut. :


1. Memahami Kelebihan dan Kekurangan Diri

Dengan melakukan refleksi diri kita bisa memahami kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri kita dengan lebih baik. Pun juga dengen mengetahui kekurangan kita, maka kita bisa mengetahui batasan kita dalam mengerjakan sesuatu. 

2. Menemukan Pelajaran Berharga

Refleksi diri dapat membantu kita mencari hikmah dan melihat sesuatu dari sudut pandang berbeda. Ini bisa membantu kita untuk bersikap optimis akan masa depan.

3. Bisa Bersikap Lebih Bijak

Refleksi diri bisa membuat kita lebih memahami konsekuensi dari kata-kata dan tindakan yang sudah kita perbuat. Hal itu kelak bisa membantu kita untuk lebih berhati-hati dalam mempertimbangkan tindakan terbaik yang bisa dilakukan ketika dihadapkan pada situasi yang sama. 


Itulah beberapa hal yang perlu kita ketahui tentang refleksi diri. Yang jelas ada hal yang perlu kita ingat, bahwa tujuan kita melakukan refleksi diri bukan untuk menyalahkan diri sendiri atau melakukan penyesalan atas kekurangan dan penyesalan di masa lalu. 

Refleksi diri justru dilakukan agar kita bisa belajar dari kesalahan dan mampu membuat perubahan. Semoga kita mampu menjadi pribadi yang lebih baik dari setiap evaluasi yang kita lakukan. Selamat melakukan refleksi diri.

Posting Komentar untuk "Belajar Merefleksi Diri dari Kisah Masa Lalu"